Dalam beberapapa tahun terakhir ketika membantu proses penjualan perumahan. Saya menemukan beberapa pola proses penjualan yang umumnya sama.
Awalnya saat memulai penjualan perumahan pertama kali. Terasa begitu sulit untuk mendapatkan klien pertama. Mungkin dikarenakan beberapa fasilitas umum juga belum selesai dibangun. Ketika mengajak klien melihat lokasi, umumnya mereke mengeluarkan respon lokasi yang kejauhan, masih sepi, jalan belum diaspal dll.
Memang ada beberapa klien juga yang melihat ke depan prospek dari perumahan yang mereka mau beli ini. Biasanya pola pikir konsumen seperti ini sangat dibutuhkan supaya penjualan awal dapat memenuhi target. Makanya setiap awal penjualan pasti akan diberikan bonus spesial seperti harga yang murah, dp dapat diangsur beberapa kali, tanpa dp, bebas biaya KPR.
Setelah penjualan memasuki fase kedua dimana sudah ada sekitar 25% yang membeli rumah. Harga pasti dinaikkan dengan tujuan menanamkan pikiran kepada yang beli pertama. Bahwa mereka belum menempati saja sudah UNTUNG.
Dengan adanya kenaikan harga justru akan semakin cepat proses penjualan. Ditambah lagi proses visual dari perumahan seperti taman, jalan kompleks dan pintu gerbang biasanya sudah selesai dibangun. Juga beberapa rumah contoh sudah jadi. Sehingga lokasi yang dulu gersang sekarang menjadi lebih segar dengan banyaknya tanaman.
Bila sudah ada beberapa penghuni yang tinggal disana. Penjualan akan semakin cepat lagi. Karena dalam pikiran konsumen perumahan ini sudah “siap huni”. Makanya biasanya mereka mudah sekali kita pengaruhi untuk membeli rumah. Apalagi bila developernya punya program referal untuk konsumen. Maka perumahan pun akan cepat SOLD OUT.
Mengenali proses penjualan poduk yang kita sangat penting sekali. Sehingga bila sudah mengetahui prosesnya anda tinggal mengulang saja. Bila belum closing tinggal dicari saja apa masalahnya. Cari solusinya. Dan lakukan eksekusi lagi.